Setelah aku sadari…
Ternyata tiada seorang pun
Yang benar-benar tahu tentang diriku
Sebab yang ku rasakan…
Betapa banyak orang-orang
Yang hanya berupaya mendzalimiku
Dalam kisah percintaan…
Perpisahan yang panjang…
Akhirnya membawaku ke dalam nestapa
Dimana… jika aku melangkahkan kaki
Aku bersua dengan orang-orang yang menjumpaiku sinis
Dan… dengannya aku bertanding dalam kebodohan
Sampai aku disoraki “Hai orang pandir…!”
Jika saja aku tak punya sekelumit pengertian
Sudah akan ku hujat semua
Kusembunyikan amarahku di hari hitam itu
Ketika kita putuskan untuk berpisah
Dan menempuh jalan masing-masing
Namun keluh dan kesah ku menebar jauh
Atas cinta yang tak kuasa lagi ku genggam
Dadaku hampir saja terbelah
Karena luapan rasa sakit
Selalu… setiap aku berkesah
Keluh panjang itu…
Mengkhianati apa yang mencabikku
Kuberitahu engkau sebagian
Apa yang mendidih dalam hatiku
Sebagian saja dari derita pahitku
Agar dapat engkau mengerti
Apa yang terjadi dan menimpa diri ini
Jika saja hatiku terbuat dari baja
Tahan dari segala kekerasan
Baja itu pasti akan luluh jua
Dan seandainya ada gagak hitam
Yang dapat menahan rasa sedih sengsaraku
Serta memikul segala kecemasanku
Gagak itu akan menjadi putih bagaikan salju
keceriaan tak lagi menyibakkan
Kemolekan wajah telanjangmu
Tidak ada lagi, sejak kesejukan cinta
Kau lepaskan dari genggaman
Dan hilang dalam lamunan…
Dalam seribu perjalanan kisah cintaku
Engkau punya tempat tersendiri
Terlindung baik di dalam hati
Semua kenangan tentang dirimu
Selalu hadir dalam ingatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar